Aku sudah menyukai senyummu jauh sebelum aku bisa
mengendarai sepeda motor, kau selalu menjadi sahabatku. Kita selalu memanjat pohon
ceri yang sama, terkadang berkelahi hanya karena kucingmu terkadang menyelinap
ke rumahku yang memang hanya berjarak dua rumah dari rumahmu. Banyak hal yang
kuingat tentangmu, aku tahu selalu ada sebuah coklat herbentuk payung setiap
harinya di dalam kantong seragam sekolah dasarmu untuk kau jadikan makanan
penutup setelah kau memakan bekal buatan ibumu. Kau selalu pulang terlambat hampir
setiap harinya dibanding yang lain hanya untuk memberi makan ikan di kolam SMP kita. Disaat kau terpuruk
karena suatu hal di masa SMA kau selalu mengasingkan diri di balkon atas bagian
belakang rumahmu yang terlihat dari jendela kamarku, untuk menenangkan diri
memandang langit. Disaat itu aku melihatmu seperti malaikat yang jatuh dari langit
indah tempatmu berasal, terjerembap diantara baju, celana, dan kaos kaki yang sedang
dijemur.
Entah sejak kapan aku mulai memendam
perasaan ini untukmu, rasa itu tumbuh secara alami didiriku sama halnya seperti
melihatmu tumbuh dari gadis tomboy kini menjadi gadis tangguh, pintar, dan penyayang yang kukagumi.
Hanya ada satu hal yang ingin kubuang jauh-jauh dari dirimu yaitu kesedihan yang
terpancar dari wajahmu, Apapun penyebab kesedihan itu aku akan menghapusnya, dan aku ingin agar aku bisa selalu
menjadi alasan kau tersenyum bahagia, karena aku
menyayangimu setulus hatiku.
---***---
Kudekap surat itu kedadaku, surat yang dia
berikan untukku saat kami kuliah di universitas yang sama, 20 tahun telah
berlalu tapi perasaan itu masih terasa segar. Tanpa terasa air mataku menetes
turun di pipiku, kesedihanku tak terbendung lagi, aku terisak menahan pilu kehilanganya. Enam minggu telah berlalu sejak pertama malaikat maut memisahkan kita, tak dapat kupercaya. Namun kenyataan menghantamku seperti sebuah bongkahan batu besar yang dijejalkan
ke dalam dadaku yang sesak dan membuatnya semakin sesak, membuat nafasku
tercekat. Dadaku berguncang, surat itu kini basah oleh
kesedihan karena kehilangan sebagian diriku. Aku menyayanginya amat sangat
menyayanginya, tidak ada yang lain
yang bisa menyayangiku dengan tulus selain dirinya. Hari ini genap 17 tahun usia pernikahanku yang bahagia dengannya,
aku merindukannya ingin sekali kubertemu dengannya. Tapi aku harus bertahan sedikit lebih lama menahan kerinduanku untuk bertemu denganya
demi buah cintaku dengannya. Aku berjanji melakukan yang terbaik semampuku untuk merawat,
mendidik, dan menjaga mereka. Agar dia bisa tersenyum bangga disana, di kehidupan yang lain. Suatu saat nanti aku yakin kita akan berkumpul
disana di tempat yang tidak ada tangis kesedihan, tidak ada lagi kesengsaraan.
Yang ada hanya keindahan, kehangatan dalam dekapan orang yang tersayang karena
kasih sayang-Nya.
Author's Note: Entah kenapa saat dengerin lagu "Little Things" nya 1D yang kebayang cerita ini, ~.~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar